Breaking News

Pengurus Ponpes Lirboyo Tanggapi Video Viral Santri Ikut Ngecor: Ladang Amal Jariyah

  

penanasionalnews.org Kediri, 2 Oktober 2025 – Sebuah video yang menampilkan ratusan santri Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, ikut mengecor pembangunan gedung bertingkat viral di media sosial. Fenomena ini memicu beragam reaksi publik, terutama karena terjadi tak lama setelah insiden ambruknya bangunan di Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo.

Menanggapi hal tersebut, salah satu pengasuh Ponpes Lirboyo, KH Oing Abdul Muid atau akrab disapa Gus Muid, menjelaskan bahwa keterlibatan santri dalam pembangunan pesantren dipandang sebagai bentuk amal jariyah.

“Kalau di pesantren, proyek pembangunan itu dianggap sebagai ladang amal jariyah. Banyak yang ingin ikut serta agar mendapat pahala yang terus mengalir,” ungkap Gus Muid saat ditemui awak media, Rabu (1/10).

Tradisi Lama di Lirboyo

Menurut Gus Muid, tradisi santri ikut membantu membangun fasilitas pesantren sudah berlangsung sejak lama, bahkan sejak Ponpes Lirboyo berdiri pada tahun 1910.

“Sejak awal, santri memang terbiasa membangun kamarnya sendiri. Itu sudah jadi bagian dari tradisi pesantren,” ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa para santri yang ikut terlibat melakukannya secara sukarela, bukan karena instruksi langsung dari kiai.

“Yang tidak punya materi biasanya membantu dengan tenaga gotong royong. Tapi tentu ada tukang profesional yang menangani pekerjaan utama. Santri hanya membantu pada momen tertentu, misalnya saat pengecoran,” katanya.

Utamakan Keselamatan

Meski demikian, pihak pesantren menegaskan keselamatan tetap menjadi prioritas. Peristiwa ambruknya gedung Ponpes Al Khoziny disebut sebagai pelajaran penting agar semua pesantren meningkatkan kewaspadaan.

“Kritik dari masyarakat kami terima sebagai bahan evaluasi. Keselamatan santri tentu menjadi perhatian kami,” tegas Gus Muid.

Kemandirian Pesantren

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa pembangunan di Ponpes Lirboyo sebagian besar didanai secara mandiri, dengan bantuan dari pemerintah hanya sebagian kecil.

“Kemandirian pesantren ini yang harus diapresiasi. Mayoritas pembangunan dibiayai dari dalam pesantren sendiri,” jelasnya.

Gus Muid berharap masyarakat melihat fenomena ini dari sudut pandang positif, sebagai bentuk gotong royong sekaligus kemandirian pesantren.

“Tradisi ini sudah melekat sejak lama. Semoga bisa dimaslahkan bersama, jangan hanya dilihat dari sisi negatifnya,” pungkasnya.

(Red.EH)

0 Komentar

© Copyright 2022 - Pena Nasional News